open mind

******************************************

Pages

Featured Posts

Kamis, 10 Oktober 2013

KTT KE 23 ASEAN tentang Deklarasi Penghapusan segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Para pemimpin anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menyampaikan komitmen untuk memperkuat dan memperluas pendekatan-pendekatan yang diperlukan untuk menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di kawasan negara-negara anggota organisasi ini. Hal itu ditegaskan dalam sebuah deklarasi pada KTT ke-12 ASEAN (23rdASEAN Summit), di di Muzakarah Hall, International Convention Center (ICC), Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu (9/10). Para pemimpin negara-negara ASEAN secara bersama-sama mengakui bahwa tindak kekerasan tersebut berdampak pada korban di segala tingkatan umur, dan dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Deklarasi itu, sebagaimana dilaporkan Antara, menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak terjadi dengan terlepas dari tahapan dari siklus kehidupan, baik itu di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di area publik atau area pribadi (termasuk dunia maya), sebagai hasil dari bias gender, diskriminasi dan kebiasaan berbahaya lainnya yang harus dihilangkan. Para Kepala Pemerintahan ASEAN yang hadir dalam KTT yang dipimpin langsung oleh Sultan Hassanal Bolkiah itu, juga mengungkapkan soal kebutuhan untuk memperkuat “pendekatan secara holistik dan multidisiplin” dalam rangka memajukan hak asasi perempuan dan anak bersandingan dengan pendekatan yang responsif gender dan responsif umur, sekaligus sensitif pada anak. Deklarasi Penghapusan segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dalam lingkup ASEAN menyatakan, bahwa pendekatan yang dimaksud, di dalamnya harus terdapat mekanisme investigasi (investigating), penuntutan (prosecuting), penghukuman (punishing), dan -jika dinilai wajar- merehabilitasi (rehabilitating) pelakunya. Pada saat yang sama, para korban dan para survivors harus diberikan akses pada keadilan, bantuan hukum, perlindungan, layanan kesejahteraan sosial , edukasi dan layanan kesehatan. Pelayanan ini harus juga menyertakan mekanisme peer-to-peer, rehabilitasi, recovery, dan reintegrasi para korban dan para survivors pada masyarakat. Selain dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, KTT ke-23 ASEAN ini dihadiri oleh PM Kamboja Samdech Akka Moha, PM Laos Thongsing Thammavong, PM Malaysia Najib Tun Abdul Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Benigno S. Aquino III, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Yingluck Shinawatra, dan PM Vietnam Nguyen Tan Dung. KTT ASEAN ini membahas tiga topik utama, yakni Komunitas ASEAN 2015, peran sentral ASEAN dan hubungannya dengan kawasan lain, serta isu-isu regional dan internasional terkini.
 

Sample text

Sample Text